๐ฅ๏ธ Budidaya Porang Di Bogor
IndustriMencari Glukomanan Tinggi. - Advertisement -. Untuk membangkitkan gairah masyarakat dalam budidaya kurma tropis, Kebun Raya Bogor bekerja sama dengan Kampoeng Kurma mengadakan grup diskusi terarah bertema "Peluang dan Tantangan Budidaya Kurma Tropis di Indonesia". Acara berlangsung pada 25 Agustus 2017 di Ruang Canarium, Kebun Raya
Jl Merdeka 147 Bogor 16111 Telp.: (0251) 83537; Faks (0251) 8312755 Pengembangan porang di kawasan hutan industri tersebut Taiwan, Singapura, dan Korea Selatan. Namun selanjutnya budidaya tanaman porang kurang berkembang, demikian pula prosesing/peng-olahannya menjadi tepung glukomannan. Pada tahun 1975an, usahatani
Potensipengembangan tanaman porang bisa meningkatkan kesejahteraan petani. Hal itu ditegaskan Robert Kurniawan yang juga Ketua Persaudaraan Petani Porang Nusantara (P3N) dalam bincang-bincang dengan Jakarta, belum lama ini. Dia menjelaskan, porang sebagai pangan lokal bisa dikembangkan karena kebutuhan domestik semakin tinggi.
Caramenanam dan budidaya Porang. Ketua Departemen Agronomi dan Hortikultura Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor (IPB), Prof Dr Edi Santosa S.P M.Si mengatakan bahwa tanaman porang termasuk tanaman yang sangat mudah untuk ditanam. Saat porang ditanam di tanah keras, maka umbi yang ada di dalam tanah akan cenderung tumbuh ke arah
Perluuntuk dilakukan proses pembersihan atau penyiangan, sebab adanya gulma tersebut bisa mengganggu pertumbuhan dari tanaman porang. Cara budidaya porang berlanjut ke langkah penjarangan. Proses ini dilakukan apabila dalam satu lubang tanam tumbuh terlalu banyak tumbuhan porang. Bahkan di dalam satu lubang tanam bisa tumbuh 3-4 batang porang.
BELIUMlama porang menjadi idola petani kita. Tapi pabrik porang sendiri, pun di Indonesia, sudah berdiri sejak 50 tahun yang lalu. Pendirinya, jangan kaget: pahlawan pejuang Indonesia. Namanya: Masaharu Ishii. Kewarganegaraan Indonesianya pun istimewa: diberikan sendiri oleh Bung Karno, proklama
Kebutuhanporang di pasar global makin meningkat setiap tahun. Kini ada teknik budidaya tanpa naungan dan intensif yang bisa menghasilkan minimal 20 ton umbi porang segar per hektare. Ahli Botani di Kota Bogor, Jawa Barat, Gregori Garnadi Hambali mengatakan, buah maja yang matang rasanya agak manis. Berbeda dengan berenuk yang tidak
PELATIHANBUDIDAYA PORANG (2)rumah porang indonesiacijujung - bogorbagi yang berminat mengikuti pelatihan, silahkan hub :abah deka di 085685811280
Budidayaporang kini banyak dibicarakan dikarenakan memiliki nilai ekonomi yang menjanjikan.Umbi porang mengandung zat Glucomanan yang memiliki banyak manfaat di bidang industri dan kesehatan. Porang (Amorphopallus muelleri) merupakan tanaman herbal yang dapat tumbuh hingga mencapai ketinggian sekitar 1,5 meter, tanaman ini merupakan tanaman
BisnisPorang atau KOnjac. Dan yang lebih penting lagi hasil panen porang anda baik berupa umbi basah maupun bibit kataknya, sebagai komitmen untuk membuat semua petani di Indonesia bisa meingkatkan taraf hidup mereka melalui budidaya porang, sesuai 'VISI DAN MISI" Porang.info.
Asepmenambahkan bahwa potensi lahan kosong di daerahnya sangat besar, sehingga bisa diolah untuk budidaya porang sekaligus membangun Gudang untuk persiapan industrinya. "di Kabupaten Bogor ini banyak lahan marginal pekarangan yang tidak terpakai, padahal kalau ditanam porang bisa untung 2x lipat. Kami mengajak pemerintah daerah agar bisa
Dinaungan (di sela-sela dan di bawah pepohonan atau tumbuhan lain) bagus, di bawah matahari langsung juga bagus," kata Edi seperti dikutip dari Bagaimana cara menanam dan budidaya tanaman porang? Tanah Harus Diolah Hasil umbi porang yang ditanam di tanah yang gembur akan tumbuh ke samping dan bisa membulat besar.
oxMY. Porang Amorphophallus muelleri merupakan salah satu tanaman umbi-umbian yang bernilai ekonomi tinggi. Terdapat tiga jenis benih porang yang dapat digunakan dalam budidaya porang, yaitu benih biji, benih katak/bulbil dan benih umbi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh jenis benih terhadap daya berkecambah, kecepatan tumbuh, dan pertumbuhan vegetatif lainnya. Penelitian dilakukan di Desa Barengkok, Kec. Leuwiliang, Kab Bogor, Jawa Barat pada tanggal 3 Juli sampai 11 September 2021. Rancangan yang digunakan pada variabel tinggi tunas dan panjang akar yaitu Rancangan Acak Lengkap RAL satu faktor, sedangkan variabel daya berkecambah dan kecepatan tumbuh dianalisis dengan persentase pada seluruh tanaman. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa benih porang asal biji menunjukkan daya berkecambah yang lebih tinggi 90% dibandingkan dengan benih asal bulbil 45% dan benih asal umbi 20%. Benih porang asal biji juga lebih cepat berkecambah 39-54 HST; 1,91 %/etmal dibandingkan dengan benih asal bulbil 39-63 HST; 0,9 %/etmal dan umbi 63->70 HST; 0,23 %/etmal. Benih bulbil menunjukkan rata-rata panjang tunas 7,88 cm dan panjang akar 16,36 cm tertinggi dan berbeda nyata dengan benih umbi panjang tunas 3,14 cm; panjang akar 9,79 cm, tetapi tidak berbeda nyata dengan benih biji panjang tunas 5,98 cm; panjang akar 12,08 cm. Abstract Porang Amorphophallus muelleri is one of the tubers with high economic value. There are three types of porang seeds that can be used in porang cultivationgenerative seeds, bulbil seeds and tuber seeds. This study aimed to determine the effect of seed type on germination, growth speed, and other vegetative growth. The research was conducted in Barengkok Village, Leuwiliang District, Bogor Regency, West Java on July 3 to September 11, 2021. The design used for the variables of shoot height and root length was a one-factor Completely Randomized Design CRD, while the variables of germination and growth speed were analyzed with percentages on all plants. The results showed that porang's generative seeds showed higher germination 90% compared to bulbil seeds 45% and tubers seeds 20%. Porang's generative seeds also germinated faster 39-54 DAP; 1,91%/etmal compared to bulbil seeds 39-63 DAP; 0,9%/etmal and tubers 63->70 DAP; 0,23%/etmal. The bulbil showed the highest average shoot length cm and root length cm, which were significantly different from tubers shoot length cm; root length cm, but were not significantly different from seeds shoot length cm; root length cm. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free Jurnal Folium Vol. 6 No. 1 2022, 23 โ 36 E-ISSN 2599-3070, P-ISSN 2656-4572 23 Studi Perkecambahan Tiga Jenis Benih Porang Amorphopallus muelleri Asal Kab. Pacitan Muhammad Fauzan Farid Al Hamdi 1, Afri Rona Diyanti 1, Yopa Dwi Mutia 1 1 Program studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Tamansiswa Padang, Jl. Taman Siswa Alai Parak Kopi, Kec. Padang Utara, Kota Padang, Sumatera Barat 25171, Indonesia Email korespondensi fauzanfarid14 Abstrak Porang Amorphophallus muelleri merupakan salah satu tanaman umbi-umbian yang bernilai ekonomi tinggi. Terdapat tiga jenis benih porang yang dapat digunakan dalam budidaya porang, yaitu benih biji, benih katak/bulbil dan benih umbi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh jenis benih terhadap daya berkecambah, kecepatan tumbuh, dan pertumbuhan vegetatif lainnya. Penelitian dilakukan di Desa Barengkok, Kec. Leuwiliang, Kab Bogor, Jawa Barat pada tanggal 3 Juli sampai 11 September 2021. Rancangan yang digunakan pada variabel tinggi tunas dan panjang akar yaitu Rancangan Acak Lengkap RAL satu faktor, sedangkan variabel daya berkecambah dan kecepatan tumbuh dianalisis dengan persentase pada seluruh tanaman. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa benih porang asal biji menunjukkan daya berkecambah yang lebih tinggi 90% dibandingkan dengan benih asal bulbil 45% dan benih asal umbi 20%. Benih porang asal biji juga lebih cepat berkecambah 39-54 HST; 1,91 %/etmal dibandingkan dengan benih asal bulbil 39-63 HST; 0,9 %/etmal dan umbi 63->70 HST; 0,23 %/etmal. Benih bulbil menunjukkan rata-rata panjang tunas 7,88 cm dan panjang akar 16,36 cm tertinggi dan berbeda nyata dengan benih umbi panjang tunas 3,14 cm; panjang akar 9,79 cm, tetapi tidak berbeda nyata dengan benih biji panjang tunas 5,98 cm; panjang akar 12,08 cm. Kata kunci biji, bulbil, daya berkecambah, kecepatan tumbuh, umbi Abstract Porang Amorphophallus muelleri is one of the tubers with high economic value. There are three types of porang seeds that can be used in porang cultivationgenerative seeds, bulbil seeds and tuber seeds. This study aimed to determine the effect of seed type on germination, growth speed, and other vegetative growth. The research was conducted in Barengkok Village, Leuwiliang District, Bogor Regency, West Java on July 3 to September 11, 2021. The design used for the variables of shoot height and root length was a one-factor Completely Randomized Design CRD, while the variables of germination and growth speed were analyzed with percentages on all plants. The results showed that porangโs generative seeds showed higher germination 90% compared to bulbil seeds 45% and tubers seeds 20%. Porangโs generative seeds also germinated faster 39-54 DAP; 1,91%/etmal compared to bulbil seeds 39-63 DAP; 0,9%/etmal and tubers 63->70 DAP; 0,23%/etmal. The bulbil showed the highest average shoot length cm and root length cm, which were significantly different from tubers shoot length cm; root length cm, but were not significantly different from seeds shoot length cm; root length cm. Keywords bulbil, germination, germination speed, seeds, tuber Jurnal Folium Vol. 6 No. 1 2022, 23 โ 36 E-ISSN 2599-3070, P-ISSN 2656-4572 24 Pendahuluan Porang Amorphophallus muelleri merupakan salah satu tanaman umbi-umbian yang termasuk dalam suku Araceae dan kelas Monocotyledoneae. Tanaman porang, seperti halnya dengan tanaman umbi-umbian lain juga mengandung karbohidrat pati, glukomannan, serat kasar dan gula reduksi, lemak, protein, mineral, vitamin dan serat pangan Saleh dkk., 2015. Kandungan glukomannan yang relatif tinggi merupakan ciri spesifik dari umbi porang. Porang kuning A. oncophyllus dilaporkan mengandung glukomannan sekitar 55% dalam basis kering, sementara porang putih A. variabilis sedikit di bawahnya, yakni 44% Koswara, 2013. Wigoeno dkk. 2013 menyatakan bahwa rata-rata kadar glukomanan pada umbi porang yang dihasilkan melalui metode refluks kondensor berkisar antara 50,84-70,70 %. Umbi porang juga bernilai ekonomi tinggi dan telah diekspor ke beberapa negara seperti Taiwan, Korea, Tiongkok, Belanda, Inggris, dan berbagai negara Eropa lainnya Gusmalawati dkk., 2013. Menurut Hartoyo 2012 peluang bisnis porang masih sangat terbuka mengingat kebutuhan untuk memenuhi ekspor porang ke Tiongkok, Jepang, Australia, Sri Langka, Malaysia, Korea, Selandia Baru dan Italia mencapai ton/tahun. Pasar porang di Indonesia cukup besar, saat ini mampu menyerap sekitar 50 ribu ton umbi segar, sehingga masih diperlukan luas penanaman tambahan ha dengan asumsi produktivitas 4 ton/ha Santosa, 2014. Perkembangbiakan porang umumnya menggunakan tiga jenis sumber benih, yaitu umbi katak bulbil, umbi batang yang masih muda dan biji generatif. Perkembangbiakan dengan umbi yang sudah tua jarang dilakukan karena umbi tersebut berukuran besar sehingga tidak praktis dan tidak efisien. Perkembangbiakan yang biasanya digunakan oleh petani adalah dengan bulbil dan umbi muda. Perkembangbiakan porang dengan biji generatif terkendala ketersediaan biji porang yang langka. Hal ini karena porang membutuhkan waktu 4-5 tahun untuk menghasilkan biji Gusmalawati dkk., 2013. Biji porang bersifat poliembrio, dimana terdiri lebih dari satu embrio di dalam satu biji porang Dewi dkk., 2015. Sifat biji porang tersebut merupakan suatu kelebihan yang dapat dimanfaatkan sebagai upaya perkembangbiakan porang. Hasil penelitian Turhadi dan Indriyani 2015 menunjukkan rendahnya daya kecambah benih dari biji generatif porang, yaitu paling tinggi 70% dengan persentase benih poliembrio 35%. Belum ada literatur yang menunjukkan daya kecambah benih yang berasal dari umbi katak bulbil maupun umbi batang. Hasil penelitian Ganjari 2014 menunjukkan bahwa 53,3% benih bulbil menumbuhkan satu anakan/tunas Jurnal Folium Vol. 6 No. 1 2022, 23 โ 36 E-ISSN 2599-3070, P-ISSN 2656-4572 25 monoembrio, sisanya terdapat berbagai jumlah tunas hingga 12 tunas yang ditumbuhkan dari 1 umbi katak. Tanaman porang cocok dikembangkan di lahan dengan naungan. Kisaran intensitas cahaya 45-70% merupakan intensitas cahaya yang optimal bagi pertumbuhan dan produktivitas porang Rahmadaniarti dan Faridah, 2013. Menrut Rahmadaniarti dan Faridah 2013, tanaman porang pada intensitas cahaya 45-70% mampu meningkatkan kandungan klorofil, namun jumlah stomata daun porang antara tempat terbuka kontrol dan ternaungi relatif tidak signifikan, tetapi nilai efisiensi pembentukan umbi porang pada intensitas cahaya tinggi tempat terbuka relatif lebih besar dibanding tempat ternaungi. Permintaan bibit porang saat ini cukup tinggi sehingga semakin banyak produsen yang memproduksi bibit porang dalam polybag. Berdasarkan penuturan salah satu produsen porang, membeli bibit porang dalam polybag lebih dapat dipercaya oleh konsumen dibandingkan dengan membeli bulbil karena daya tumbuh bulbil yang rendah. Oleh karena itu, penelitian ini diharapkan mampu membuka wawasan baru dalam budidaya porang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh jenis benih terhadap daya berkecambah, kecepatan tumbuh, dan pertumbuhan vegetatif lainnya. Bahan dan Metode Sumber benih Benih yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari Desa Nogosari, Kecamatan Ngadirojo, Kab. Pacitan, Jawa Timur. Benih yang digunakan yaitu benih yang berasal dari biji, bulbil katak dan umbi. Biji dan bulbil dipanen pada tanggal 10 Mei 2021 sedangkan umbi dipanen pada tanggal 3 Juni 2021. Benih dikirim pada tanggal 17 Juni 2021 dan disimpan pada suhu ruang ยฑ29ยบC dengan kondisi terbuka. Benih dijemur di bawah terik matahari pada tanggal 24 Juni dan 2 Juli 2021 selama ยฑ7 jam. Jurnal Folium Vol. 6 No. 1 2022, 23 โ 36 E-ISSN 2599-3070, P-ISSN 2656-4572 26 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Desa Barengkok, Kec. Leuwiliang, Kab Bogor, Jawa Barat pada tanggal 3 Juli sampai 11 September tahun 2021. Pelaksanaan Percobaan Benih diterima pada tanggal 17 Juni 2021 dan disimpan pada suhu ruang ยฑ29ยบC dengan kondisi terbuka. Benih dijemur di bawah terik matahari pada tanggal 24 Juni dan 2 Juli 2021 selama ยฑ7 jam. Terdapat tiga jenis benih yang digunakan, yaitu benih biji, bulbil/katak, dan umbi. Benih yang telah dijemur ditanam dalam polybag yang diisi tanah dengan jenis latosol. Benih biji dan bulbil ditanam dengan posisi melintang secara horizontal, sedangkan benih umbi ditanam dengan bagian yang menjorok ke dalam di bawah. Masing-masing benih kemudian ditimbun dengan tanah hingga setinggi ยฑ1 cm. Benih biji ditanam 2 benih per polybag, sedangkan benih bulbil dan umbi ditanam 1 benih per polybag. Pemeliharaan meliputi penyiraman dan penyiangan. Penyiraman dilakukan satu kali sehari pada sore hari. Penyiangan dilakukan satu minggu sekali. Variabel Pengamatan Variabel yang diamati meliputi 1. Daya berkecambah db. Daya berkecambah adalah persentase benih yang berkecambah normal pada hitungan kedua. Standar penghitungan daya berkecambah tanaman porang belum ditetapkan oleh International Seed Testing Association ISTA. Oleh karena itu, penghitungan persentase daya berkecambah dilakukan pada hari terakhir pengamatan yaitu 70 hari setelah tanam HST. Daya berkecambah dihitung menggunakan rumus ISTA 1972 sebagai berikut ๐ท๐๐ฆ๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐โ % = โ๐พ๐๐๐ต Keterangan โKN Jumlah kecambah normal TB Total Benih yag ditanam Jurnal Folium Vol. 6 No. 1 2022, 23 โ 36 E-ISSN 2599-3070, P-ISSN 2656-4572 27 Kriteria kecambah normal pada tanaman porang juga belum ditetapkan, sehingga pada penelitian ini kecambah dianggap normal jika telah muncul tunas sepanjang 1 cm. 2. Kecepatan tumbuh KCT. Kecepatan tumbuh benih KCT, dihitung berdasarkan akumulasi persentase kecambah normal per etmal 24 jam selama periode perkecambahan yaitu sampai hari ke-70. KCT dihitung dengan menggunakan rumus menurut Sadjad 1993 sebagai berikut ๐พ๐ถ๐ %/๐๐ก๐๐๐ = %๐พ๐๐๐ก๐๐๐ Keterangan %KN Persentase kecambah normal 1 etmal 1 hari 3. Panjang tunas cm Panjang tunas diukur dari pangkal tunas hingga ujung daun menggunakan penggaris. Pengukuran panjang tunas diukur setelah membongkar polybag pada hari ke-70. 4. Panjang akar cm Panjang akar diukur dari pangkal akar hingga ujung daun menggunakan penggaris. Pengukuran panjang akar diukur setelah membongkar polybag pada hari ke-70. Rancangan Percobaan Secara umum, penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Rancangan yang digunakan pada variabel tinggi tunas dan panjang akar yaitu Rancangan Acak Lengkap RAL satu faktor. Faktor yang digunakan yaitu jenis benih yang terdiri atas tiga taraf benih biji, benih bulbil dan benih umbi. Masing-masing taraf memiliki 5 ulangan dan masing-masing ulangan terdiri atas 4 tanaman sampel. Analisis sidik ragam ANOVA dilakukan menggunakan software Minitab 18. Apabila menunjukkan pengaruh nyata maka dilakukan uji lanjut Beda Nyata Terkecil BNT. Variabel daya berkecambah dan kecepatan tumbuh dianalisis dengan persentase pada seluruh tanaman. Hal ini disebabkan sedikitnya jumlah benih yang tersedia, sehingga tidak memenuhi syarat untuk menganalisis variabel daya berkecambah dan kecepatan tumbuh menggunakan analisis sidik ragam ANOVA. Jurnal Folium Vol. 6 No. 1 2022, 23 โ 36 E-ISSN 2599-3070, P-ISSN 2656-4572 28 Hasil dan Pembahasan Deskripsi Benih Ada tiga jenis benih porang biji, bulbil dan umbi. Biji porang diproduksi secara generatif, sedangkan bulbil dan umbi dihasilkan secara vegetatif. Bulbil atau bisa disebut umbi daun adalah umbi vegetatif yang tumbuh di pangkal dan ketiak daun, sedangkan umbi atau bisa disebut umbi batang tumbuh di pangkal batang. Setiap bulbil memiliki jumlah tonjolan yang banyak, namun nantinya hanya akan ada satu atau dua pucuk calon tanaman yang akan tumbuh menjadi bibit tanaman porang Hidayat et al., 2019. Bobot benih bulbil dan umbi yang digunakan cukup bervariasi Gambar 1. Benih bulbil memiliki bobot 8 hingga 26 gram, benih umbi memiliki bobot 15 hingga 38 gram, sedangkan bobot benih biji cukup seragam, yaitu hingga gram. Benih biji berbentuk silinder dengan lebar ยฑ cm dan panjang ยฑ cm. Benih bulbil berbentuk bulat agak pipih seperti cakram, tidak rata dan berdiameter 2 hingga cm. Benih umbi berbentuk lebih bulat daripada benih bulbil, tidak rata dan berdiameter hingga cm. Benih umbi memiliki ciri pada bagian bawah terdapat lubang yang menjorok ke dalam dan terdapat sedikit serabut di sekitar lubang tersebut. Penggunaan jenis benih berbeda telah dilakukan pada beberapa tanaman dalam usaha budidaya pertanian. Salah satunya adalah bawang merah yang menggunakan benih umbi dan benih biji generatif. Menurut Prayudi dkk. 2014, penggunaan umbi lebih rentan terhadap pathogen tetapi lebih cepat untuk tumbuh dan tidak memerlukan dilakukan penyemaian terlebih dahulu, selain itu persentase hidupnya kecambah biji setelah dipindahkan juga masih rendah 70 HST. Bulbil menunjukkan rata-rata panjang tunas 7,88 cm dan panjang akar 16,36 cm tertinggi dan berbeda nyata dengan umbi panjang tunas 3,14 cm; panjang akar 9,79 cm, tetapi tidak berbeda nyata dengan biji panjang Jurnal Folium Vol. 6 No. 1 2022, 23 โ 36 E-ISSN 2599-3070, P-ISSN 2656-4572 35 tunas 5,98 cm; panjang akar 12,08 cm. Benih asal umbi diduga masih mengalami dormansi karena pemanenan yang lebih akhir dibandingkan benih bulbil dan biji. Ucapan Terima Kasih Ucapan terima kasih kepada Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat LPPM Universitas Tamansiswa Padang yang telah membiayai penelitian ini Daftar Pustaka Alwi, M., N. Fauziati, dan Nurita. 2008. Serapan hara dan pertumbuhan mentimun, lobak, serta sawi pada kadar air tanah gambut yang berbeda. Balai Penelitian Pertanian Lahan Rawa, Banjarbaru. Arifin, A. Nugroho, and A. Suryanto. 2014. Kajian panjang tunas dan bobot umbi bibit terhadap produksi tanaman kentang Solanum tuberosum L. varietas Granola. Jurnal Produksi Tanaman 23. Azizi, I., and F. Kurniawan. 2020. Pengaruh bibit asal, umur, dan ukuran umbi porang terhadap kadar glukomannan dan oksalat dalam umbi Porang. Jurnal Sains Dan Seni ITS 92. Dewi, R. Azrianingsih, and S. Indriyani. 2015. Struktur embrio porang Amorphophallus Muelleri Blume dari berbagai variasi ukuran biji. Jurnal Biotropika 33. Ganjari, 2014. Pembibitan tanaman porang Amorphophallus Muelleri Blume dengan model agroekosistem botol plastik. Jurnal Ilmiah Universitas Katolik Widya Mandala Madiun 38 01. pp. 43-58. Gusmalawati, D., S. Indriyani, and R Azrianingsih. 2013. Anatomi dan histokimia organ generatif Amorphopallus muelleri. Floribunda 47. Hartoyo. 2012. Budidaya dan pemasaran porang di desa Klangon. Prosiding Inovasi Pengelolaan hutan lestari berbasis hasil hutan non-kayu. Pemberdayaan Masyarakat, Fakultas Kehutanan UGM, Yogyakarta. Hidayat, R., Dewanti, and Guniarti. 2019. Study of cytokinin and npk fertilizer doses on growth and yield Amorphophallus onchophyllus bulbil. Plumula 71. ISTA. 1972. OECD standards, scemes and guides relating to varietal certification of seed. Proceedings of the International Seed Testing Association 363347-576. Koswara, S. 2013. Modul teknologi pengolahan umbi-umbian. Bagian 2 Pengolahan umbi porang. Tropical Plant Curriculum TPC Project. USAID-SEAFAST Center-Bogor Agricultural University, Bogor. Nuraini, A., Sumadi, R. Pratama. 2016. Aplikasi sitokinin untuk pematahan dormansi benih kentang G1 Solanum tuberosum L.. Jurnal Kultivasi 153. Nurshanti, 2018. Pengaruh komposisi media tanam tanah, pasir dan pupuk guano dalam meningkatkan pertumbuhan umbi iles-iles Amorphophallus oncophyllus. KLOROFIL XIII - 2 89 โ 93. Prayudi, B., R. Pangestuti, and Kusumasari. 2014. Produksi umbi mini bawang merah asal true shallot seed TSS. Inovasi Hortikultura Pengungkit Peningkatan Pendapatan Rakyat. BALITSA, Lembang. Puspitasari, A. Nuraini, Sumadi. 2020. Pematahan dormansi umbi bawang putih Allium sativum L. varietas lumbu hijau dengan perlakuan lama penyimpanan umbi pada suhu rendah dan aplikasi giberelin. PASPALUM Jurnal Ilmiah Pertanian 82. Putra, Saparso, S. Rohadi, and R. Ismoyojati. 2018. Respon tanaman kentang Solanum tuberosum L. pada berbagai ketebalan media cocopeat dan waktu pemberian nutrisi sundstrom. Jurnal Ilmiah Pertanian 152. Jurnal Folium Vol. 6 No. 1 2022, 23 โ 36 E-ISSN 2599-3070, P-ISSN 2656-4572 36 Rahmadaniarti A., Faridah E. 2013. Adaptasi morfologi dan fisiologi tanaman porang Amorphophallus oncophyllus prain. terhadap variasi intensitas cahaya dan jenis penaung. [Tesis]. Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Sadjad, S. 1993. Dari benih kepada benih. PT Grasindo, Jakarta. Sadjad, S. 1994. Metode uji langsung viabilitas benih. IPB, Bogor. Saleh, N., Rahayuningsih, Radjit, E. Ginting, D. Harnowo, and Mejaya. 2015. Tanaman porang pengenalan, budidaya dan pemanfaatannya. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan, Bogor. Santosa, E. 2014. Pengembangan tanaman iles-iles tumpangsari untuk kesejahteraan petani dan kemandirian industri pangan nasional. Risalah Kebijakan Pertanian dan Lingkungan. 1273-79. Retrieved from Tatipata, A., P. Yudono, A. Purwantoro, and W. Mangoendidjojo. 2004. Kajian aspek fisiologi dan biokimia deteriorasi benih kedelai dalam penyimpanan. Ilmu Pertanian 11 2 76-87. Turhadi, S. and Indriyani. 2015. Uji daya tumbuh porang Amorphophallus muelleri Blume dari berbagai variasi potongan biji. Jurnal Biotropika 31. Wardani, R. Rabaniyah, E. Sulistyaningsih. 2012. Pematahan dormansi umbi bawang merah Allium cepa Aggregatum dengan perendaman dalam ethepon. Vegetalika 12. Wigoeno, R. Azrianingsih, and A. Roosdiana. 2013. Analisis kadar glukomanan pada umbi porang Amorphophallus muelleri Blume menggunakan refluks kondensor. Jurnal Biotropika 15. ResearchGate has not been able to resolve any citations for this research purposes know the growth and tubers yield of potato G0 under various thickness of cocopeat media and time of sundstrom nutrient giving. The research was carried in the screen house in Pandansari, Paguyangan district from October 2014 until January 2015. The research used Randomized Complete Block Design with 2 factor and 3 repetitions. The first factor was the thickness of media with three levels; 10 cm, 15 cm, and 20 cm. The second factor was the time of nutrient solution giving with two levels; once for three days and once for six days. The results of the research showed that the thickness of cocopeat media 20 cm was good for plant height, total of leaves, wide of plant leaves, and improve the roots length %. Time of nutrient giving once for three days was good for plant height, total of leaves, wide of plant leaves, weight of fresh plant, weight of dry plant and the result was good for stolon effectiveness weight of fresh tuber g, and weight of dry tuber g. The treatment of cocopeat medium thickness and time of nutrient giving had not been able to provide increased yield of potato tuber G0.Diah Rochana PuspitasariAnne NurainiSumadi SumadiLow temperature and gibberellin treatments affected on breaking dormancy. The effects of low temperature in storage duration and gibberellin treatrments on breaking of dormancy of garlic were examined in this study. The aims of this study to determinate the best treatments for breaking garlic bulb dormancy. The sorted garlic bulbs were stored at 4 ยฑ ยฐ C for 0 control, 15, 30 and 45 days. The bulbs that have been treated by low temperature then treated by gibberellins at various concentrations including 0, 75, 150, and 225 mgL-1 by soaking for 24 hours. The bulbs were planted in the seedling house. The low temperature storage 4ยฑ0,4แตC for 45 days is more effective than 0, 15 and 30 days, while the concentration of gibberellins were not have a significant effect on breaking dormancy. GA3 endogenous was increased during low temperature storage, on the other hand, it accelerated on breaking dormancy . The highest percentage of sprouting bulb produced by treatment at low temperature storage for 45 days. Growth parameters such as shoot length, shoot dry weight and leaves get the best at 45 days storage time. Low temperature storage 4ยฑ0,4แตC is effective in breaking dormancy of garlic merupakan komoditas pertanian yang mempunyai arti penting di dunia. Kentang mempunyai berbagai macam keunggulan seperti sumber protein yang tinggi, tidak mudah rusak seperti sayuran lain, dan berpotensi dalam program diversivikasi pangan. Salah satu kendala dalam produksi kentang adalah adanya fase dormansi pada masa pertumbuhan kentang. Upaya mempercepat masa dormansi tanaman adalah dengan penambahan hormon pemacu pertumbuhan. Sitokinin merupakan salah satu hormon pemacu pertumbuhan yang berperan dalam pembelahan sel. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh konsentrasi sitokinin terhadap dormansi benih kentang. Penelitian ini dilakukan di laboratorium Teknologi Benih Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran. Sitokinin yang digunakan pada penelitian ini adalah Benzyl amino purine BAP. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap RAL dengan 6 perlakuan dan diulang empat kali, dilanjutkan dengan Uji Jarak Berganda Duncan. Perlakuan tersebut adalah berbagai macam konsentrasi BAP yang terdiri dari 0 mgL-1, 50 mgL-1, 100 mgL-1, 150 mgL-1, 200 mgL-1 dan 250 mgL-1. Pengamatan dilakukan terhadap waktu muncul tunas, jumlah tunas, panjang tunas, bobot tunas, bobot benih dan diameter benih. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pemberian BAP berpengaruh nyata terhadap waktu muncul tunas, jumlah tunas, dan panjang tunas pada tanaman kentang, tetapi tidak berpengaruh nyata terhadap penurunan bobot basah benih dan penurunan diameter benih. Kata kunci Benih kentang, benzyl amino purine BAP, dormansi tunas Edi SantosaRINGKASAN Iles-iles Amorphophallus muelleri Blume sinonim Amorphophallus oncophyllus merupakan tanaman underutilized yang merupakan sumber glukomanan. Glukomannan adalah karbohidrat low digestible yang banyak digunakan dalam industri obat, makanan dan minuman, kosmetika dan sebagainya. Pada saat ini, IPB telah menyusun SOP budidaya mempercepat panen, pembibitan, pemupukan, pemeliharaan, dan cara panen mampu meningkatkan produksi lebih tinggi. Pasar iles-iles di Indonesia cukup besar, saat ini mampu menyerap sekitar 50 ribu ton umbi segar, sehingga masih diperlukan luas penanaman tambahan ha dengan asumsi produktivitas 4 ton/ha. Keberhasilan perluasan areal ditentukan oleh empat faktor yaitu penyediaan benih, lahan, modal, dan pemasaran. 73 PERNYATAAN KUNCI ๏ฎ Usaha tani iles-iles merupakan usaha tani yang bisa meningkatkan kesejahteraan petani dan menunjang ketahanan pangan. Pemanfaatan iles-iles menurun seiring keberhasilan pemerintah meningkatkan produksi padi. ๏ฎ SOP budidaya yang telah disusun oleh tim IPB, yang meliputi pembibitan, pemupukan, pemeliharaan dan cara panen telah mampu meningkatkan produktivitas iles-iles. ๏ฎ Usaha tani iles-iles yang ditumpangsarikan dengan hutan juga menguntungkan bagi Per-hutani, karena petani turut mencegah pene-bangan liar, dan mengurangi kerawanan sosial berupa perambahan hutan. ๏ฎ Secara total, pasar mampu menyerap sekitar 50 ribu ton umbi segar. Kebutuhan pasar tersebut dapat dipenuhi dari luasan panen ha, dengan luas penanaman yang ada saat ini yaitu ha, maka perlu perluasan areal iles-iles ha. ๏ฎ Keberhasilan perluasan areal ditentukan oleh empat faktor yaitu penyediaan benih, lahan, modal, dan pemantapan pemasaran. Faktor lain seperti ketersediaan infrastruktur dan sarana lain dan kelembagaan relatif mudah diintegrasikan dengan usaha pertanian setempat. Pengelolaan keempat faktor utama tersebut membutuhkan peran aktif dari pemerintah, pengusaha, petani dan pelaku lainnya, termasuk perguruan AlwiN FauziatiNurita BalaiLahan RawaABSTRAK Penelitian dilaksanakan di rumah kaca, KP. Banjarbaru, Kodya Banjarbaru, Kalimantan Selatan dari September hingga Desember 2005. Perlakuan disusun dalam RAK tiga ulangan berupa kadar air tanah yaitu 120, 170, 220, 270, 320, dan 370 % berat. Tujuan penelitian adalah untuk mempelajari pengaruh kadar air tanah terhadap serapan hara N, P, dan K serta pertumbuhan tanaman mentimun, lobak dan sawi di lahan lebak bertanah gambut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertumbuhan mentimun, lobak dan sawi terbaik diperoleh pada perlakuan kadar air tanah 370 %. Serapan hara total N, P, dan K oleh tanaman mentimun, lobak dan sawi semakin meningkat dengan meningkatnya kadar air tanah. Kata Kunci Gambut, Kadar air, Pertumbuhan, Serapan hara PENDAHULUAN Penggunaan lahan gambut untuk pertanian harus memperhatikan tipologi lahan ketebalan gambut dan tipe luapan airnya. Untuk tanaman pangan dan hortikultura sebaiknya diarahkan pada lahan gambut yang ketebalannya 3 m diarahkan untuk konservasi Widjaja-Adhi et al., 1992. Lahan gambut terutama gambut dangkal dengan ketebalan 50-100 cm memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai pertanaman sayuran. Hasil evaluasi dan inventarisasi lokasi-lokasi pemukiman transmigrasi di Indonesia menunjukkan bahwa lokasi pemukiman transmigrasi di lahan gambut dangkal telah berkembang menjadi lahan pertanian produktif yang menghasilkan bahan pangan, hortikultura dan tanaman industri Sardjadidjaja dan Sitorus, 1997. Salah satu sifat khas pada tanah gambut adalah kemampuan mengikat air sangat besar, berbeda untuk tiap jenis gambut dan tergantung tingkat pelapukan kematangan gambut. Gambut umumnya mempunyai kemampuan mengikat air cukup besar, Stevenson 1994 melaporkan bahwa gambut dapat mengikat air sampai 20 kali berat keringnya. Gambut fibris mentah mempunyai kemampuan mengikat air 8,5 x 850 % dari berat keringnya, sedangkan pada gambut masak saprist kemampuan mengikat air relatif kecil sekitar < 450 %. Di lain pihak, dalam kondisi yang berlawanan, karena pengaruh pemanasan secara alamiah oleh sinar matahari dalam periode lama pengeringan akibat over drained karena suasana oksidatif sehingga muncul sifat hidrofobik menolak air.Kajian panjang tunas dan bobot umbi bibit terhadap produksi tanaman kentang Solanum tuberosum L. varietas GranolaM S ArifinA NugrohoA SuryantoArifin, A. Nugroho, and A. Suryanto. 2014. Kajian panjang tunas dan bobot umbi bibit terhadap produksi tanaman kentang Solanum tuberosum L. varietas Granola. Jurnal Produksi Tanaman 23.Pengaruh bibit asal, umur, dan ukuran umbi porang terhadap kadar glukomannan dan oksalat dalam umbi PorangI AziziF KurniawanAzizi, I., and F. Kurniawan. 2020. Pengaruh bibit asal, umur, dan ukuran umbi porang terhadap kadar glukomannan dan oksalat dalam umbi Porang. Jurnal Sains Dan Seni ITS 92.Struktur embrio porang Amorphophallus Muelleri Blume dari berbagai variasi ukuran bijiD F K DewiR AzrianingsihS IndriyaniDewi, R. Azrianingsih, and S. Indriyani. 2015. Struktur embrio porang Amorphophallus Muelleri Blume dari berbagai variasi ukuran biji. Jurnal Biotropika 33.Pembibitan tanaman porang Amorphophallus Muelleri Blume dengan model agroekosistem botol plastik. Jurnal Ilmiah Universitas Katolik Widya Mandala Madiun 38 01L E GanjariGanjari, 2014. Pembibitan tanaman porang Amorphophallus Muelleri Blume dengan model agroekosistem botol plastik. Jurnal Ilmiah Universitas Katolik Widya Mandala Madiun 38 01. pp. dan histokimia organ generatif Amorphopallus muelleriD GusmalawatiS IndriyaniR AzrianingsihGusmalawati, D., S. Indriyani, and R Azrianingsih. 2013. Anatomi dan histokimia organ generatif Amorphopallus muelleri. Floribunda 47.
๏ปฟKabupaten Pangandaran - Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Jawa Barat soroti hampir punahnya budidaya Udang Vaname ditengah masyarakat. Menurunnya produktivitas budidaya Udang Vaname tersebut berdampak pada berkurangnya sumber Penghasilan Asli Daerah PAD Jawa Barat. Hal itu diungkapkan Wakil Ketua Komisi II DPRD Provinsi Jawa Barat Lina Ruslinawati saat melaksanakan kunjungan kerja ke UPTD Perikanan Air Payau dan Laut Wilayah Selatan Provinsi Jawa Barat di Kabupaten Pangandaran, Jumat, 9/6/23. Lina menjelaskan, Jawa Barat pernah mengalami masa kejayaan salah satunya melalui budidaya tambak Udang Vaname yang berkembang pesat dimana sentralnya berada di Cibalong Kabupaten Garut dan Karawang. Namun, Lina menilai saat ini keberadaan tambak Udang Vaname tidaklah produktif seperti dahulu. "Saat ini di Cibalong sendiri banyak kolam tambak udang vaname yang tidak produktif, jadi untuk saat ini ujungnya kejayaan tersebut hampir punah, banyak kolam-kolam yang tidak terpakai itu karena mengalami kebocoran," tegas Lina. Kemudian, Lina mendorong UPTD Perikanan Air Payau dan Laut Wilayah Selatan Provinsi Jawa Barat di Kabupaten Pangandaran untuk mengambil langkah taktis dalam mengembangkan kembali potensi tambak Udang Vaname. "Seharusnya ada perbaikan atau di revitalisasi untuk mengembalikan fungsinya lagi sekarang kan konsumsi udang di masyarakat harganya sangat terjangkau, saya rasa akan menjadi jaya lagi ketika persediaan di produsennya sendiri bertambah banyak, bagaimana produsen tambah banyak sementara di UPTD sendiri sebagai sumber benih untuk pasokan kepada masyarakat itu sangatlah kurang," terangnya. Lina menyebut, budidaya Udang Vaname tersebut berpotensi mendongkrak sumber Penghasilan Asli Daerah PAD seperti saat masa kejayaannya. "Selain kita itu memberikan pelayanan terhadap masyarakat akan ketersediaan benih udang vaname untuk dibudidayakan secara luas oleh masyarakat, disisi lain keberadaan produktifnya udang vaname bisa menjadi tambahan sumber PAD, dulu berjayanya Jawa Barat dari hasil udang vaname ini cukup pesat dan bisa mendongkrak PAD, kenapa sekarang tidak di kembalikan lagi kalau kemudian ini bisa menjadi sumber penghasilan asli daerah," tutur Lina. Kendati demikian, Lina meminta Pemprov Jawa Barat untuk berkolaborasi demi mewujudkan kembali berkembangnya budidaya tambak Udang Vaname di wilayah selatan Jabar. "Jadi kita sarankan kepada pemerintah Provinsi Jawa Barat ayolah kita sama-sama bekerja keras mencari sumber-sumber PAD yang besar untuk Jawa Barat," kata Lina. Harapan besar terlontar dari Lina, ia menyebut ingin mengembalikan masa kejayaan budidaya tambak udang vaname agar lebih produktif dan bisa berdampak positif terhadap semua pihak. "Saya pikir udang ini harus kita kembalikan lagi kepada masa kejayaannya seperti dulu," tutup Lina.***
Budidaya Porang Merupakan Salah Satu Ide Bisnis yang Menguntungkan Saat Ini. Laris Manis di Negara Lain, Ekspor Porang Bisa Bernilai Ratusan Juta! Belakangan ini, tanaman porang menjadi primadona di kalangan petani dan eksportir. Porang atau iles-iles merupakn jenis umbi-umbian yang mudah tumbuh di iklim tropis Indonesia serta bernilai cukup tinggi. Diketahui, permintaan akan umbi porang datang dari berbagai negara. Mulai dari Jepang, Taiwan, Korea, China, hingga beberapa negara di Eropa. Ekspor porang pada tahun 2020 menurut catatan Kementan, mencapai nilai 801 Miliar Rupiah. Sedangkan pada tahun sebelumnya, angkanya mencapai 644 Miliar Rupiah. Sebagai tanaman hutan, porang mudah untuk dibudidayakan. Yuk, simak cara budidaya porang agar cepat panen berikut ini! Cara Budidaya Porang Pemula, Yuk Belajar dari Nol! Potensi Budidaya Porang Porang merupakan umbi-umbian yang kini sedang naik daun di kalangan petani. Pasalnya, umbi ini mudah ditanam, mudah tumbuh di iklim tropis Indonesia, serta memiliki harga yang cukup tinggi. Porang memiliki 200 jenis varian. Namun hanya ada tiga jenis yang memiliki nilai ekonomi tinggi yakni Amorphophallus Konjac, Amorphophallus Paeoniifolius suweg, dan Amorphophallus muelleri porang atau iles-iles. Popularitas porang berawal dari zaman penjajahan Jepang. Porang merupakan tanaman hutan yang banyak dikonsumsi oleh tentara Jepang sebagai logistik ketika perang. Umbi ini memiliki kandungan senyawa glukomanan yang tinggi. Senyawa inilah yang menjadikan porang bernilai ekonomi tinggi. Pasalnya, glukomanan memiliki segudang manfaat kesehatan dan diinginkan oleh banyak negara. Cara Budidaya Tanaman Porang Tanaman porang yang sejatinya merupakan tanaman hutan, mudah untuk tumbuh di Indonesia. Menurut Ketua Departemen Agronomi dan Hortikultura Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor IPB, Prof Dr Edi Santosa tanaman porang jika di hutan saja dapat tumbuh dengan baik, apalagi jika dibudidayakan dengan perhatian dan perawatan yang baik. Tanaman ini diketahui dapat tumbuh di bawah naungan, maupun di lahan terbuka. Bertumbuhnya pun memang tergolong mudah. Akan tetapi ada hal-hal yang perlu diperhatikan dalam budidaya porang. Pengolahan Tanah Hal pertama yang perlu diperhatikan adalah kondisi lahan. Untuk menanam porang dengan kualitas baik, Sedulur membutuhkan tanah yang gembur dengan pH tanah yang berkisar antara 6-7. Selain itu, Sedulur juga perlu memperhatikan tingkat kekerasan tanah. Porang yang ditanam di tanah keras akan cenderung tumbuh memanjang karena terhimpit tanah yang keras. Sedangkan di tanah yang berongga dan empuk, hasil porang akan berbentuk membulat besar. Baca Juga 11 Cara Jitu Budidaya Tanaman Obat di Rumah Kondisi Lingkungan Setelah Sedulur mengetahui tanah yang tepat untuk menanam umbi ini, kini Sedulur perlu memahami kondisi lingkungan yang sesuai. Untuk mendapatkan hasil porang yang maksimal, Sedulur perlu menanam porang di bawah naungan. Tingkat kerapatan naungan minimal adalah 40%. Meski begitu, cara menanam tumpang sari tidak dianjurkan dalam budidaya porang. Iklim dan suhu pun perlu diperhatikan untuk mendapatkan hasil panen porang yang terbaik. Tanaman porang akan tumbuh maksimal jika berada di ketinggian 100-600 mdpl meski tanaman ini dapat tumbuh dari ketinggian 0-700 mdpl. Jarak Penanaman Walaupun porang merupakan tanaman yang bisa tumbuh di bawah naungan dan berdekatan dengan tanaman lain, Sedulur perlu memberi jarak tanam yang tepat agar porang dapat tumbuh maksimal. Sebaiknya porang ditanam dengan jarak 1 meter antara satu dan lainnya. Selain mempertimbangkan jarak antar tanaman, Sedulur juga perlu memperhatikan kedalamannya saat menanam. Bibit porang sebaiknya ditanam dengan kedalaman 10-15cm di bawah tanah. Jika ditanam terlalu dalam, porang berisiko akan memiliki sekat-sekat pada umbinya dan berbentuk memanjang seperti singkong. Metode Pembibitan Untuk menanam porang, proses pembibitan sangatlah penting. Setidaknya terdapat 3 metode pembibitan porang yang kerap digunakan. Pertama, pembibitan dari katak. Katak adalah bintil berwarna coklat kehitaman yang tumbuh pada tangkai atau pangkal dari tanaman porang. Katak akan dikumpulkan pada masa panen dan ditanam saat memasuki musim penghujan. Metode kedua adalah dengan cara pembibitan dari biji atau buah. Dalam kurun waktu 4 tahun, tanaman porang akan menghasilkan bunga yang kemudian menjadi buah atau biji. Setidaknya akan ada 250 biji yang muncul dari satu tongkol buah. Namun untuk menanamnya, Sedulur perlu melakukan penyemaian terlebih dahulu. Metode ketiga adalah pembibitan dari umbi. Biasanya, umbi yang tumbuh terlalu kecil karena jarak tanam terlalu sempit, akan disimpan untuk dijadikan bibit di kemudian hari. Porang yang memiliki ukuran besar juga bisa dijadikan sebagai bibit dengan cara dibelah-belah sesuai ukuran dan ditanam di lahan yang sudah disiapkan. Hama dan Penyakit Bukan hanya menumbuhkan, Sedulur juga perlu waspada akan potensi hama dan penyakit pada tanaman porang. Terdapat beberapa hama yang kerap menyerang tanaman porang, yakni belalang, nematoda, ulat umbi araechenes, dan ulat orketti. Sedangkan untuk penyakit yang umum terjadi adalah busuk batang semu dan jamur. Untuk mengatasi hama ini, Sedulur dapat menggunakan Basudin dan Thiodan. Sedangkan untuk mengatasi jamur, Sedulur dapat menggunakan fungisida. Cara Budidaya Porang di Polybag Sedulur yang tidak memiliki lahan luas pun tetap bisa menanam porang dengan menggunakan polybag. Biasanya, penanaman porang dalam polybag dilakukan untuk pembibitan karena bibit yang berukuran kecil tidak akan tumbuh maksimal jika ditanam di lahan luas. Akan tetapi menanam porang di polybag saja pun juga dapat dilakukan. Sedulur tinggal menyiapkan media tanah yang dicampur dengan pupuk kompos atau kandang dengan perbandingan 7030. Cara penanamannya pun kurang lebih sama seperti biasa. Sedangkan untuk penyiraman, dapat dilakukan sekali sehari saja karena Sedulur perlu menjaga agar tak terlalu lembap. Jika tanaman porang terlalu lembap maka berpotensi terjadi pembusukan. Budidaya Porang Menggunakan Mulsa Selain menggunakan polybag, Sedulur juga bisa menggunakan mulsa untuk budidaya porang. Cara penanamannya sama dengan biasa, hanya saja Sedulur perlu mulsa plastik yang digunakan untuk menutupi tanah. Penggunaan mulsa ini juga dapat menghambat pertumbuhan gulma dan menahan kelembapan tanah. Setelah memahami cara budidaya dan tanam porang di atas, bagaimana menurut Sedulur? Apakah bisnis ini cukup menjanjikan? Bisnis tani dan budidaya memang jadi salah satu peluang besar meski membutuhkan effort yang juga cukup besar. Selain itu, terdapat syarat lainnya untuk dapat menjalani bisnis ini. Sedulur perlu memiliki lahan dan modal yang cukup besar untuk melakukan penanaman porang mengingat bibit porang cukup mahal. Bagi Sedulur yang minim modal atau tidak memiliki lahan, bisa mencoba bisnis minim modal dengan menjadi Super Agen. Dengan menjadi Super Agen, Sedulur bisa mendapatkan penghasilan jutaan per bulannya dengan jam kerja yang fleksibel. Tertarik untuk menambah penghasilan dengan jam kerja yang fleksibel? Gabung menjadi Super Agen yuk, Sedulur! Cari tahu caranya di sini!
budidaya porang di bogor